Mebel Jepara – Jawa Timur benar-benar populer akan filosofi hidupnya yang kental, termasuk untuk rumah adatnya. Tidak cuma di kehidupan setiap harinya saja, rumah adat dari Jawa Timur memiliki arti masing-masing yang menyimbolkan doa, keinginan dan cara menjalani hidup yang baik.
Bentuk rumah tradisonal Jawa Timur serupa dengan rumah adat di Jawa tengah, namun memiliki karakter yang lebih kental. Rumah adat Jawa Timur yang disebutkan dengan rumah Joglo, mempunyai ketidaksamaan mendasar yang berbeda dari rumah di Jawa tengah yakni jenis kayu yang dipakai. Lantas, seperti apakah ciri khas dan pembagian masing-masing jenis ruangan dari rumah Joglo? Yuk, saksikan penjelasannya berikut ini.
Berikut Penjelasan Terkait Rumah Adat Jawa Timur Model Joglo
Ciri Khas Rumah Joglo
Kayu jati sebagai jenis kayu khusus yang dipakai sebagai material pembikinan rumah Joglo. Disamping itu, bentuk atap yang tinggi membubung ke atas serupa dengan bentuk gunung jadi ciri khas unik yang lain. Bentuk ini memiliki kandungan filosofi sebuah gunung yang memiliki arti luas dan penuh arti kebaikan dalam kehidupan.
Ukiran yang ada pada bagian atap, pondasi dan beberapa lokasi lain pada rumah bermakna di antaranya mengenai pendidikan dan bagaimana cara menjalani hidup dengan baik. Pengaturan ruangan dan bahan pembuatan yang sebagian besar memakai kayu menjadi kombinasi sempurna yang sanggup membuat ruangan berkesan tenang, sejuk, dan nyaman.
Pada jaman dulu, Joglo dibuat untuk memperlihatkan strata dan status sosial. Sebagian besar rumah Joglo dibuat oleh bangsawan dengan tujuan untuk menerima tamu dengan jumlah yang besar. Tetapi dengan perubahan jaman, Joglo diidentitaskan sebagai rumah adat yang bisa dipunyai oleh semuanya orang.
Pembagian Jenis Ruangan dalam Rumah Joglo
1. Pendopo
Ruangan ini berada di bagian paling depan rumah, bagian ini dibikin tanpa penyekat dan cuma mempunyai tiang penyangga dengan atap sebagai perlindungan. Umumnya, di bagian tengahnya ada empat pilar khusus yang menyimbolkan empat arah mata angin. Luasnya juga dibuat untuk cukup memuat puluhan orang. Dulu, lokasi ini dipandang keramat hingga tidak sembarangan orang bisa melewatinya.
2. Pringgitan
Pringgitan sering dikatakan sebagai lorong penyambung karena sebagai jalan yang menyambungkan di antara pendopo dan rumah bagian dalam. Luas ruangan sesuaikan dengan ukuran rumah Joglo secara keseluruhan. Ruangan ini sering dipakai sebagai tempat pertunjukkan wayang kulit.
3. Emperan
Bagian ini ada di depan pendopo dengan bentuk seperti emperan yang diperlengkapi dengan meja dan kursi seperti perabotan kursi teras jati modern yang ditaruh pada emperan rumah. Emperan umumnya dipakai untuk bercengkrama, santai, dan menerima tamu saat sebelum masuk ke pendopo.
4. Omah Njero
Bagian ini ialah bagian dalam rumah yang umumnya dipakai untuk bergabung keluarga. Tempatnya benar-benar privat hanya karena bagian keluarga pemilik rumah saja yang dapat ada di sana. Lokasinya berada di tengah bangunan dan diperlengkapi dengan furniture seperti meja dan kursi yang dibuat. Akses tamu yang bisa masuk ke ruangan ini benar-benar terbatas dan harus mendapatkan ijin dari pemilik rumah. Karena sifatnya yang privat, ruangan ini mempunyai dinding pemisah dan pilar yang menyebar di semua ruangan.
5. Sentong
Sentong memiliki arti yakni kamar. Minimal ada tiga jenis sentong, yakni sentong kiwa yang berada di bagian kiri rumah dan digunakan sebagai kamar orangtua atau beberapa sesepuh, sentong tengen yang berada di bagian kanan rumah dan digunakan sebagai ruang tidur anak dan kedua orangtua, dan sentong tengah yang sebagai bagian paling penting dan umumnya dipakai untuk menyimpan barang bernilai.
6. Gandhok
Ini sebagai bagian tambahan dari rumah yang ada di paling belakang. Perannya sendiri sebagai gudang untuk menyimpan makanan atau gudang untuk menyimpan beberapa barang lain punya pemilik rumah.
Penutup
Nah, Ternyata Rumah Adat Jawa Timur mempunyai nilai filosofis yang benar-benar kental pada bangunannya, sama seperti seperti rumah tradisional lain dari Indonesia. Silahkan lestarikan selalu peninggalan budaya kita yang bernilai.